![]() |
Singo Item di lereng Gunung Salak |
Sudah hampir sebulan ini hanya kata-kata itu yang terlintas di kepala, karena memang kami berniat untuk melepas singo item kami. Menengok ke belakang sebentar. Masih teringat dengan jelas, bagaimana susah payahnya kami mengumpulkan pundi-pundi demi sebuah kenyamanan, demi anak kami supaya kalo panas gak kepanasan dan kalo hujan gak kehujanan. "Hanya" mobil ini yang mampu kami beli, Peugeot 306, mobil pertama kami.
Meskipun tidak banyak kenangan bersamanya, kami masih ingat bagaimana mobil ini menemani kami mudik lebaran thn 2011 melintasi pulau jawa dari ujung ke ujung, Depok-Bojonegoro-Sidoarjo-Malang-Blitar-Sidoarjo-Bojonegoro-Depok. Menemani kami jalan-jalan ketika sedang musim penghujan, jujur saja kami termasuk yang jarang mengendarai mobil ini karena kami bukan pemakai yang sabar karena kemacetan Jakarta dan sekitarnya yang sudah tidak wajar.
Sebenernya juragan sayang banget sama mobil ini, seandainya ada uang lebih, pasti akan diperbaiki dan dipoles sana-sini, tapi berhubung kantong cekak membuat kami terpaksa melepasnya, daripada dia tidak terurus di carport kami. Pengecekanpun dimulai, ternyata remnya bermasalah. Sepertinya dia tahu niat kami untuk menjualnya, sehingga rewel. Kemudian ada makelar datang ke rumah, yang nawar mobil ini dengan harga yang sangat rendah sehingga membuat kami sakit hati >_< Tidak terjadi kesepakatan harga. Kemudian mobil kami derek ke bengkel terdekat karena rem yang tidak berfungsi.
Setelah semua diperbaiki, Pak Bengkel (sebutan kami untuk pemilik bengkel) menyarankan agar dipajang di bengkel beliau saja, beliau akan mengontak teman-temannya, baik yang kolektor maupun pemakai, karena apabila ditawar makelar tentu saja harganya akan jatuh, padahal menurut informasi di koran, mobil jenis ini harganya masih lumayan tinggi.
Setelah beberapa kali ada yang menelepon dan melihat mobil kami, belum juga ada harga yang kami sepakati. Kami hampir menyerah, dan berniat membawanya pulang dan menjualnya secara online. Setelah 1 minggu berlalu, ada seorang ibu yang menelepon Juragan, sepertinya tertarik dan besoknya membuat janji bertemu. Ternyata rejeki kami dan semoga rejeki keluarga ibu tersebut, setelah tawar-menawar kami membuat kesepakatan harga. Yhaa walaupun menurut kami harganya lumayan murah, tetapi tak mengapa, penawaran kali ini lebih baik jika dibandingkan penawaran yang dilakukan oleh makelar, karena yang ibu ini mau dipakai sendiri, bukan dijual lagi seperti makelar.
Singkat cerita, 2 hari kemudian terjadi transaksi. Kunci kontak dan dokumen kami serahkan. Saya masih belum merasakan apa-apa, karena mobil masih ada di depan mata saya, sedangkan Juragan, dari raut wajahnya kelihatan enggan melepaskan mobil kesayangan. Ada adegan yang membuat saya terharu, ketika mobil sudah dikendarai pemilik baru, Dinda nangis minta naik "naiikk naikkk obiltuuu naikk obiltuu", (naik mobilku red.), dan ketika mobil telah melaju, dinda nangis sambil mengejar mobilnya sampai ke tengah jalan raya, sungguh mengharukan T_T
Setelah urusan dengan Pak bengkel selesai, Kami pulang ke rumah. Melihat carport kosong, rasanya seperti ada yang hilang, di saat itu saya baru merasa sedih, rasanya seperti ditinggal kekasih, patah hati. Mungkin karena semua yang kami dapatkan selama ini selalu penuh dengan perjuangan, jadi terasa sangat berat ketika harus melepaskan. Selamat tinggal Singo Item, terimakasih telah menemani kami selama 2 tahun ini, We'll miss you T_T *mewek*